Sekolah Gratis Bukan Mimpi

JUDUL ARTIKEL : SEKOLAH GRATIS BUKAN MIMPI

KOMPAS, SENIN 19 NOVEMBER 2007

OLEH : BUDI SUWARNO

Finlandia pada awal musim semi, pertengahan September lalu. Udara mulai berkabut dan dingin hingga menusuk tulang. Namun, hal itu sama sekali tidak menghalangi para murid untuk datang dengan sepeda ke Torpparinmaki Comprehensive School di pinggiran ibukota Helsinki.

Pagi itu saya diberi kesempatan oleh Kementrian Luar Negeri Finlandia untuk melihat proses belajar-mengajar disekolah yang memberikan pendidikan dasar dari kelas I hingga kelas IX. Bangunan sekolah itu tidak mewah. Bentuknya bahkan lebih mirip gudang atau gedung olahraga bulu tangkis. Namun, ini adalah salah satu sekolah yang katanya berkualitas tinggi di Finlandia.

Di sekolah ini tercatat 420 siswa yang terdiri dari 380 murid umum dan 40 murid yang perlu mendapat perlakuan khusus. “Murid khusus” ini adalah murid yang memiliki masalah sehingga perlu diberi perlakuan khusus. Ada yang sulit belajar atau stres karena orang tua bercerai.

Di Finlandia, kasus perceraian sangat tinggi, hampir 50 persen perkawinan. Akibatnya, banyak anak-anak yang bermasalah disana. Mereka inilah yang perlu mendapat perhatian khusus.

Pada murid khusus ini biasanya ditangani oleh guru konseling. Jika kasusnya agak berat, mereka akan ditangani oleh psikolog. Murid khusus yang sudah bisa mengatasi masalahnya akan bergabung lagi di kelas umum.

Sulit membedakan mana yang tergolong murid khusus dan mana yang bukan. Pasalnya, para murid khusus ini tidak dipisahkan dari murid lainnya ketika belajar. “Kami sengaja tidak memisahkan mereka untuk menghindari stigma negatif,” ujar Sampsa Vuorio, seorang guru di sekolah itu.

Sekedar catatan, di sekolah itu terdapat 30 guru yang mengajar penuh dan 20 anggota staf sekolah. Di luar itu, ada beberapa relawan yang membantu proses belajar-mengajar di sekolah tersebut. Sebelum bergabung di sekolah itu, para guru harus melalui proses penyaringan yang sangat ketat. Hanya lulusan terbaik yang bisa menjadi guru. Kualitas guru memang menjadi faktor utama keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia.

Suasana belajar di sekolah itu secara umum tampak berbeda dengan suasana belajar sekolah di Indonesia. Di Torpparinmaki, proses belajar-mengajar tidak dilakukan di kelas-kelas besar seperti di Indonesia. Murid tampak belajar dimana saja di hampir semua sudut sekolah. Murid kelas I hingga kelas IX bisa saja belajar ditempat yang sama dengan mata pelajaran berbeda-beda.

Di sebuah ruangan yang lebih mirip selasar, 10 murid dengan tekun belajar dengan menggunakan komputer. Ada yang belajar mengarang, matematika, desain, dan belajar bahasa Inggris, Swedia, atau Bahasa Jerman. Di aula ada beberap anak yang belajar melukis.

Vuorio menjelaskan, sistem pendidikan di Finlandia memang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa yang tertinggal di mata pelajran tertentu, misalnya akan mendapatkan kelas ekstra. “Kami memberi ketentuan, untuk kelas VIII, misalnya, siswa harus memiliki kemampuyan matematika hingga tingkat tertentu. Jika siswa membutuhkan, kami sediakan kelas ekstra,” kata Vuorio.

Untuk jangka waktu tertentu, guru akan mengevaluasi hasil pembelajaran di konferensi guru. Pada kesempatan ini, guru akan membahas kekurangan dan kelebihan metode belajar yang berlangsung di sekolah. Evaluasi ini tidak ada kaitannya dengan naik tidaknya siswa ke kelas lebih tinggi, sebab di Finlandia tidak ada siswa tinggal kelas.

“Kebijakan tidak menaikkan siswa itu kami anggap tidak baik. Ini akan menggangu kepercayaan diri siswa,” ujar Vuorio.

Pemerintah sendiri mengukur kualita pendidikan dengan Ujian Nasional (UN). Namun UN tidak digelar setiap tahun untuk setiap mata pelajaran. Tes bahasa Inggris misalnya, hanya dilakukan di kelas V IX.

Ujian ini juga tidak diikuti oleh semua siswa. Pemerintah akan menentukan peserta dengan cara random di kelompok siswa cerdas, menengah dan kurang. Hasil ujian ini digunakanuntuk bahan evaluasi, bukan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa seperti di Indonesia.

Siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar sembilan tahun kemudian meneruskan pendidikan ke sekolah menengah setingkat SMA. Setelah itu, siswa bisa mengikuti ujian masuk universita atau politeknik.

Semua gratis

Siang itu, saya juga memiliki kesempatan makan siang bersama rtuasn iswa Torpparinmaki. Berbagai menu makan siang yang bergizi tersedia mulai dari susu, roti, pasta, ikan asap, dan sup. Semua itu disediakan sekolah secara gratis.

Biaya pendidikan di Finlandia seluruhnya gratis, mulai pendidikan dasar hingga universitas. Pemerintah bahkan menyediakan bus jemputan untuk murid sekolah dasar. Jika tidak ada bus jemputan, pemerintah memberikan subsidi uang transportasi untuk siswa.

Di luar itu, pemerintah menyediakan buku-buku dan perpustakaan lengkap. Kasarnya, murid di Finlandia tinggal datang ke sekolah untuk belajar tanpa memikirkan biaya makan siang, ongkos dan buku.

Pemerintah menyediakan anggaran 5200 euro atau sekitar 70 juta rupiah untuk setiap siswa per tahun. Leo Pahkin, konselor pendidikan dari Badan Pendidikan Nasional Finlandia menyebutkan setiap tahun ada sekitar 5200 murid pendidikan dasar. Dengan demikian, anggaran yang disediakan pemerintah untuk murid pendidikan dasar mencapai Rp 3,64 triliun per tahun.

Di Indonesia, anggaran pendidikan dasar sembilan tahun sekitar Rp 21 triliun dari total anggaran pendidikan nasional Rp 43,4 triliun per tahun. Namun, anggaran itu diperuntukkan bagi jutaan murid di seluruh Indonesia.

Dari sisi anggaran pendidikan, Indonesia memang tertinggal. Namun, kualitas pendidikan sebenarnya tidak melulu ditentukan oleh anggran, yang juga penting diperhatikan adalah bgaiman pemerintah memnuat sebuah sistem pendidikan dengan prinsip-prinsip yang kuat dan hasil terukur. Tidak seperti sekarang, sistem pendidikan di Indonesia seolah hanya berkutat pada kontroversi mengenai UN.

Finlandia membuktikan tanpa UN, sistem pendidikanya berhasil menempati urutan satu di dunia.

ANALISIS : SEKOLAH GRATIS BUKAN MIMPI

Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana penulis memaparkan pengalamannya di Finlandia tentang pendidikan disana. Pendidikan dasar kelas I hingga IX di Finlandia seluruhnya dibiayai oleh negara. Pemerintahnya menganggarkan 5200 euro atau sekitar 70 juta rupiah untuk setiap siswa pertahun. Pendidikan di Finlandia mempunyai sistem pendidikan yang memang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa yang tertinggal di mata pelajaran tertentu misalnya akan mendapatkan kelas ekstra. Salah seorang guru disana menjelaskan bahwa hingga kelas IV siswa tidak diberi penilaian dengan skor, menurut mereka angka tidaklah terlalu penting, yang penting adalah siswa pada akhirnya menguasai materi pelajaran. Pada jangka waktu tertentu, guru akan mengevaluasi hasil pembelajaran di konferensi guru. Guru membahas kekurangan dan kelebihan metode belajar yang berlangsung di sekolah. Evaluasi tersebut tidak ada kaitannya dengan naik tidaknya siswa kekelas yang lebih tinggi, karena di Finlandia tidak ada siswa tinggal kelas, sebab menurut mereka, siswa yang tinggal kelas akan dapat mengganggu kepercayaan dirinya. Pemerintah mengukur kualitas pendidikan dengan ujian nasional, tapi tidak setiap tahun dilaksanakan, misalnya hanya tes bahasa Inggris untuk kelas V dan IX. Ujian tersebut juga tidak diikuti oleh semua siswa, tetapi pemerintah menentukan peserta dengan cara random dikelompok siswa cerdas, menengah, dan kurang. Bukan seperti di Indonesia yang melaksanakan Ujian Nasional untuk menentukan kelulusan atau tidak, tapi di Finlandia hasil Ujian Nasional hanya untuk bahan evaluasi.

Dari semua kegiatan pembelajaran di Finlandia tersebut, di sekolah ini terdapat 30 guru yang mengajar penuh dan 20 anggota staf sekolah, diluar itu adalah relawan yang membantu proses belajar-mengajar. Guru-guru tersebut sebelum bergabung dengan sekolah itu harus melalui proses penyaringan yang sangat ketat, hanya lulusan yang terbaik yang bisa menjadi guru, karena kualitas guru memang menjadi faktor utama keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia.

Tentu sangat beruntung siswa disana karena selain mendapat guru yang sangat profesional, siswa juga benar-benar gratis bersekolah mulai dari bus jemputan untuk sekolah gratis, menyediakan buku-buku dan perpustakaan lengkap hingga makan siang yang bergizi yang disediakan oleh sekolah. Dari contoh proses pendidikan di Finlandia dapat dijadikan contoh bagi Indonesia, yang pada saat ini sedang mengusahakan program sekolah gratis. Dari sisi anggaran, indonesia memang kurang, tetapi pemerintah Indonesia penting memperhatikan bagaimana pemerintah membuat sistem pendidikan dengan prinsip-prinsip yang kuat dan hasil terukur, supaya perkembangan pendidikan dapat dilihat dan dirasakan oleh seluruh warga masyarakat di Indonesia. Pada prosesnya sekolah gratis yang akan dilaksanakan atau yang sedang diprogramkan ini tentu pemerintah harus juga memperhatikan kualitas yang akan diberikan, juga kesejahteraan guru yang tentunya juga harus diperhatikan karena tanpa guru kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai. Dari artikel tersebut dapat kita lihat bagaimana Finlandia melaksanakan sistem pendidikannya yang dapat dijadikan perbandingan di Indonesia bahwa Indonesia ini sekolah gratis bukanlah mimpi karena program ini akan terlaksanan berkat kerjasama dengan orang-orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan.

DOWNLOAD ARTIKEL INI DALAM FORMAT MICROSOFT WORD (.doc) KLIK DISINI

10 Tanggapan to “Sekolah Gratis Bukan Mimpi”

  1. theo Says:

    sekolah gratis memang bukan mimpi, sekarang di indonesia sudah menerapkannya. regards 😀

    Vamostech

  2. ipank Says:

    halo sob.. .
    Manteb artikelnya jangan lupa berkunjung dan berkomentar diblog ane za. . .

  3. barajakom Says:

    wah blognya keren ya, berkunjung ke blog sekeren ini bisa membuat barajakom
    ikutan keren, aku numpang keren ya sob, makasi..

  4. jual dvd wwe Says:

    halo mau ajakin tukeran link…link u dah gw pasang di http://wwe-entertaiment.blogspot.com/ pasang link gw juga ya

    link : http://wwe-entertaiment.blogspot.com
    link : jual dvd wwe

  5. stainless tanks Says:

    Saya akan terus dukung untuk sekolah geratis karna sekolah geratis sangat bermanfaat sekali buat yang tidak mampu untuk sekolah.

  6. ata lakuary Says:

    hallow mas.budi salam kenal..
    wat nambahin informasi pembaca situs ini bisa menambah pengetahuan belajarnya melalui elearning kampus saya Universitas Gunadarma pada alamat :
    http://elearning.gunadarma.ac.id

    Penelitian
    Ada beberapa topik penelitian yang mungkin dapat menjadi ide penelitian anda
    http://repository.gunadarma.ac.id

    Penelitian Kecil (Level PI)
    http://library.gunadarma.ac.id/penulisan.html

    Materi Ajar (bentuk tayangan pdf)
    http://ocw.gunadarma.ac.id

    semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan 🙂
    karena elearning bisa menjadi media belajar untuk kita tanpa mengenal waktu..
    terima kasih

  7. ekosulistio Says:

    makasih infonya… sangat membantu.. tak tunggu kunjungan baliknya

  8. dins Says:

    Perlu niat serius dari pemerintah untuk mewujudkan sekolah gratis…

    Salam kenal mas, blog sudah saya add mas, mohon di linkback. Terimakasih.

  9. Kang Yudiono Says:

    Sekolah gratis harus diwujudkan bagi anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, bapak-bapak pejabat di pemerintahan, jangan korupsi uang negara biar anggaran pendidikan tidak berkurang.

    • meli aswati Says:

      kang saya kepingin punya sekolah gratis untuk dhuafa,putus sekolah dan yatimpiatu.gmn kang caranya?


Tinggalkan komentar